Aksi pembokaran paksa dilakukan pada Minggu (4/12) pukul 23.30 malam.
Tindakan anggota Menwa dan Satpam itu mendapat kecaman dari mahasiswa.
Menurut para mahasiswa, tindakan yang dilakukan petugas kampus tersebut
tidak bermoral, represif, dan tidak bertanggung jawab. Pasalnya, posko
tersebut dibongkar secara paksa, tanpa surat perintah dan pemberitahuan
lebih dulu.
“Ini sudah seperti zaman militer dan masa Orde Baru. Ini adalah
respon fisik oleh Rektor atas kritikan kita beberapa hari lalu,” ujar
Maulana Ridha, Koordinator Posko Penyadaran Mahasiswa kepada The Aceh
Corner.
Katanya, kehadiran posko tersebut hanya untuk menyampaikan aspirasi
dan tidak bertujuan untuk membuat onar di kampus. Maulana juga
mengatakan, walaupun posko mereka sudah dibongkar, rencananya kumpulan
mahasiswa yang menolak politisasi di kampus ini tidak akan bubar dan
akan mendirikan lagi posko tersebut nantinya.
Menurut Maulana, ketegangan sempat terjadi ketika Menwa dan Satpam
hendak memindahkan tenda dan peralatan posko mahasiswa kedalam mobil.
Adu mulut antara mahasiswa dan petugas penggusuran tak terhindarkan.
Setelah melakukan negoisasi yang alot, barang-barang mahasiswa tidak
jadi dipindahkan dan petugas pun langsung membubarkan diri.
Seperti diberitakan sebelumnya, mahasiswa non lembaga yang tergabung
dari beberapa fakultas di lingkungan Unsyiah, menuntut Darni, dosen dan
sejumlah PNS di unsyiah yang terlibat dalam politik pemilukada Aceh,
baik yang mencalonkan diri sebagai Calon kepala daerah kabupaten/kota,
maupun ditingkat provinsi agar segera mundur dari jabatannya.
0 Komentar untuk "Menwa Bongkar Paksa Posko Mahasiswa Unsyiah"