pasang

Tunang Layang di Meunasah Papeun

Saban hari di musim kering masyarakat Aceh Rayeuk memadati sawah Gampong Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, 5/10.


Warna-warni layangan menghiasi langit, anak-anak bermain sumringah, yang dewasa pun tertawa lepas. Suara desingan puluhan benang itu bak musik yang selalu menarik pendengaran mereka, ditambah sebuah towa orasi sebagai pengeras suara untuk pengumuman acara adu hebat layangan itu.

Masyarakat pun harus memadati sawah kering tersebut, agar bisa melihat hiburan musim kemarau yang sudah menjadi tradisi pemuda Aceh Rayeuk.

Namun persawahan itu kini hampir dipenuhi oleh properti warga, maklum pertumbuhan penduduk yang pesat pasca Tsunami membuat lahan pertanian masyarakat tersebut harus dilepas dengan harga mahal. Umumnya yang beli adalah pendatang dan orang yang berekonomi kakap, maklum harganya selangit.

Dulu sawah itu dipenuhi padi, sekarang hanya rumput hijau dan warna warni rumah baru menjadi pengganti pemandangan, dan layangan menjadi penghias langit saban sore. Nah itulah hiburan rakyat yang gratis dan boleh dinikmati oleh siapa saja.

Layangan menjadi trend tersendiri bagi masyarakat Aceh pasca panen padi. Namun tunang layangan hanya di Banda Aceh dan Aceh Besar saja yang sering dijumpai. Daerah lain, layangan hanya menjadi mainan anak-anak baru gedek (abg) dimusim kering, dan selesai panen padi.

Yang menarik adalah di dua kabupaten ini layangan menjadi mainan bagi masyarakat dewasa, yang memainkan nya ber asal dari pemuda belasan tahun hingga yang tua sekalipun. 

Tunang Geulayang biasanya juga diadakan oleh pemerintah setempat jelang atau habis hari kemerdekaan Indonesia. 


Oya bagi anda yang mau melihat langsung tunang layang, bisa langsung ke lokasi, tepatnya dibelakang mesjid Lamreung Atau belakang Kompleks Perumahan DPRA. Berikut Foto Tunang Layang sekitar Banda Aceh;
Dok: Antaranews.com













Dok:Tribunnew.com



Dok:Acehkita.com

D
Iklan 655 x 60
0 Komentar untuk "Tunang Layang di Meunasah Papeun"

Back To Top