pasang

Gerilya Terakhir Beurijuek di Batu Phat

Beurijuek merupakan nama samarannya, laki laki yang lahir 30 tahun silam di pedalaman Aceh Utara, Provinsi Aceh adalah salah satu anggota Din Minimi yang sangat dicari oleh tim khusus kepolisian. 


Kamis sore 27 Agustus 2015 merupakan akhir gerilya pria yang bernama asli Junaidi itu, setelah tiga timah panas menembus tubuhya. SPBU Batu Phat, Lhokseumawe menjadi saksi bisu kematian ayah dua anak ini ditangan penegak hukum Republik Indonesia.

Kisahnya berawal ketika Beurijuek turun gunung dan singgah sebentar di rumahnya Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara. Tak ada yang menduga kepulangannya siang itu adalah yang terakhir baginya. Ia memang salah satu DPO yang sangat dicari Bareskrim Polda Aceh, karena ia dituduhkan terlibat dalam penembakan dua anggota kodim Aceh Utara maret lalu, ,perampokan, pembakaran truk bermuatan kelapa sawit, serta meminta tebusan Rp. 80 juta. Begitu ungkap sumber kepolisian. Apapun kejahatannya tidak sepatutnya penegak hukum menembak mati pelaku kriminal, biarkan hakim yang memutuskan.

Akhir-akhir ini namanya juga semakin senter dibicarakan publik setelah foto nya memegang senjata Jenis AK bersama Din Minimi dan pegiat LSM Adi Maros beredar di Berbagai media.

Siang itu Ia baru saja pulang dan tak sempatpun makan dirumah, karena langsung dijemput oleh salah satu kawannya, begitu cerita istrinya pada media yang meliput dirumah duka.

Memang Beurijuek bersama teman Ismuhar (26) dengan mengendarai sepeda motor RX King menuju wilayah kota Petro Dolar itu, "sekitar jam 15.00 Wib mereka singgah di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Batu Phat, Kecamatan    yang letaknya tak jauh dari Mapolres Lhokseumawe, setibanya di sana, Beurijuek memarkir kenderaan roda dua mereka Yamaha itu depan mushalla SPBU, ia sendiri langsung menuju Toilet untuk buang air, tak lama datang mobil Inova warna hitam dan turun polisi "siap perang" dari mobil merek Toyota itu, pasukan itu pun langsung menuju Toilet yang diwaktu yang sama Beurijuek baru keluar dari tempat buang air itu, Polisi langsung menodongkan senjata laras panjang, Beurijuek sempat mengatakan ampun pak -ampun sembari mengangkat kedua tangannya keatas, layak orang menyerah, namun polisi langsung mengeluarkan tembakan ke dada, kepala dan leher anak buah Din Minimi yang tak bersenjata itu, Beurijuek pun roboh seketika, dan temannya digiring dalam mobil tersebut," begitu pengakuan saksi mata yang tidak namanya di catut dalam media Status Aceh.com.

Suasana SPBU sore itupun sempat kacau, pekerja dan masyarakat yang mengisi bahan bakar sempat ketakutan, kenapa tidak, suasana itu tidak jauh berbeda ketika Aceh masih konflik dulu.

Tak lama kemudian tempat lokasi ditembak Beurijuek pun di garis garis polisi, dan jenazah laki laki berkulit hitam itu pun dibawa ke Rumah sakit Cut Mutia untuk di otopsi.

Setelah mendapat kabar, keluarga Beurijuek kamis malam datang menjemput mayatnya dirumah sakit tersebut, jasad Beurijuek baru disemayamkan ke esokan harinya Jumat, di Gampong kediaman  orang tuanya Sidomulyo, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Utara.

Isak tangis mewarnai rumah duka, terutama istri korban. Cut LIlis Suryani (26) yang sangat terpukul dan merasa kehilangan sosok suami dan ayah dari dua anaknya yaitu Nadiatul Askiya (5), dan Cut Rahmi (1,6), yang masih belia itu, apa lagi Cut LIlis sepeninggal Beurijuek tidak memiliki rumah maupun pekerjaan untuk membesarkan kedua buah hatinya.


Iklan 655 x 60
0 Komentar untuk "Gerilya Terakhir Beurijuek di Batu Phat"

Back To Top