pasang

Mengais Asa Dari Belas kasih Kita

Pakaiannya lusuh, celana robek dengan kedua ujung kaki terbalut kain, ia bergerak mengetuk hati kita dari meja ke meja dengan bantuan tangan dan pinggulnya, hanya sendirian, juga tanpa bantuan kursi roda atau alat bantu lainnya, dengan tangannya yang ber benjol dan jari yang tidak
rata itu, ia terus mengangkat dan mendoakan setiap orang yang ia dekati, bacaan terdengar berbahasa arab dan berbahasa indonesia, doa selamat, mudah rizki, dan lainnya, itulah terus ia ucapkan sepanjang malam. wajahnya terlihat lelah, pucat, nanar mata seperti bergetar, seperti menyiratkan kepedihan mendalam yang beliau rasakan. iya, Tidak lengkap anggota tubuh adalah cobaan berat bagi siapun yang merasakannya.

Sebut saja namanya Ahmat (bukan nama sebenarnya), lelaki paruh baya itu tidak seperti manusia sempurna lainnya, kedua kakinya seperti diamputasi sampai bawah lutut, untuk berjalan kedua tangannya menjadi pengganti, sudah tebal dan membenjol, kulitnya begitu kasar. memang ketidak sempurnaan itulah yang membuat bapak cacat itu terpaksa mencari sedekah disetiap warung sekitaran ibukota Provinsi Aceh ini. memang hampir semua orang tersentuh, malam itu Selasa 25 Agustus 2015 di Lampineung, Banda Aceh. Sekitar dua kali penulis melihat beliau diwarung yang sama, 3 In 1 depan hotel berbintang nanmegah itu.

Setia meja hanya recehan saja yang ia dapat, tapi doa tetap saja ia panjatkan dengan khusuk untuk sipemberi, sungguh menyejukkan hati, sekaligus meneteskan air mata kita yang melihatnya. Tidak "turun jalan" tentu saja tidak bisa makan, munkin hal itu yang membuat pria sekitar 45 tahun itu bergerak mencari rezeki dari ruko-keruko, dari warung ke warung dengan berharap sedikit dari kelebihan belanja kita.

Memang masih banyak Ahmat lainnya di Negeri Serambi Mekah ini yang menjadi pengemis, baik terorganisir maupun individual. Penyakit sosial itu menjadi alternatif bagi tuna netra, dan tuna-tuna lainya untuk meraup ratusan ribu rupiah dengan mudah tiap harinya. Kita memang tidak bisa menyalahkan mereka, munkin himpitan ekonomi yang membuat para orang cacat dan orang "Kuat" memilih jalur mengemis. semoga pemerintah secepatnya menangani masalah sosial tersebut dengan cara yang bijak. Semooga Allah memudahkan rezekinya, amiin.





Iklan 655 x 60
0 Komentar untuk "Mengais Asa Dari Belas kasih Kita"

Back To Top